BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Dalam memenuhi tugas mata kuliah Fisika Dasar
SD/MI, maka kami susun makalah dengan tema Pembelajaran Fisika Dasar SD/MI di
MI ini dengan sebaik-baiknya. Kami bermaksud agar
pembaca mengerti akan pembahasan yang akan kami sajikan ini. Dari keinginan
itulah kami penulis membuat makalah ini semaksimal mungkin mulai dari Defenisi
cahaya sampai dengan sifat-sifat yang dimiliki oleh cahaya tersebut.
Materi ini menurut kami sangatlah penting
untuk diajarkan, karena dengan diajarkannya materi ini akan memberikan wawasan
kepada kita, baik untuk
pembendaharaan pengetahuan diri kita pribadi maupun ketika kita akan menjadi
seorang guru nanti, agar lebih mudah dalam mengajarkannya untuk anak-anak
B.
Rumusan Masalah
1.
Apa saja yang dimaksud dengan cahaya ?
2.
Apa saja sifat-sifat yang dimiliki oleh cahaya ?
C.
Tujuan Penulisan
1.
Memahami konsep cahaya
2.
Memahami sifat-sifat cahaya
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Cahaya
Secara fisik
cahaya dapat berasal dari matahari, api, lampu dan benda benda berpijar lainnya.
Sebagaimana firman Allah dalam Al-Qur’an surah Yunus ayat 5 yang artinya :
Dia-lah yang
menjadikan matahari bersinar dan bulan bercahaya dan ditetapkan-Nya manzilah-manzilah
(tempat-tempat) bagi perjalanan bulan itu, supaya kamu mengetahui bilangan
tahun dan perhitungan (waktu). Allah tidak menciptakan yang demikian itu
melainkan dengan hak. Dia menjelaskan tanda-tanda (kebesaran-Nya) kepada
orang-orang yang mengetahui (Q.S. Yunus: 5).
Berdasarlan
ayat di atas dapat kita pahami bahwa cahaya yang ada di dunia ini jika telusuri
hampir semuanya berasal dari energi matahari. Apakah itu dari energi
fosil, energi angin, energi panas, maupun bentuk bentuk energi yang lainnya,
namun pada akhirnya semua berasal dari Allah yang merupakan sumber utama cahaya
atau cahaya di atas cahaya
Cahaya sering
didefenisikan sebagai radiasi (energy) gelombang elektromagnetik yang dapat
ditangkap oleh mata manusia. Di
dalam kitab tafsir Qur’an Al-Mizan (As-sayyid Muhammad Husein at-tabatabai) nur
atau cahaya adalah sesuatu yang tampak dengan sendirinya dan juga yang lainnya bersifat sensual
menjadi tampak. Adanya cahaya membuat kita dapat melihat benda di sekitar kita.
Cahaya merambat lebih cepat daripada perambatan bunyi, yaitu merambat
300.000 km/detik.
Cahaya bukan
merupakan fenomena aneh dalam kehidupan sehari-hari akan tetapi merupakan
sesuatu yang sangat kita perlukan dalam kehidupan sehari-hari dan sifat-sifat
cahayalah yang membuat makhluk hidup merasa nyaman. Al-Qur’an surah An-nur ayat
35 menerangkan :
الله نُوْرُ السَمَوتِ والارْضِ ۚ مَثَلَ نُوْرِهِ كَمِشْكَوَةٍ
فِيْهَا مِصْبَحٌا ۖ المِصْبَاحً فِي زُجَاحَةٍ
ۖالزجاحة كَانها كوكب درى يوقد مِنْ شَجَرَة مُبرَكة زيتونة لا شرقية وَلَا
غربية يكاد زيتها يضىء وَلَوْ لَمْ تَمسَسْهُ نَارٌ ۚ نُوْرٌ عَلَى نُوْرٍ ۗ يَهدِى
الله لِنُوْرِهِ مَن يَشَاء ۚ وَيَضْرِبُ الله الاْمْثَل لَلنَّاسِ ۗ والله بِكُلِ
شَيْءٍ عَلِيْمً ﴿۳۵﴾
Artinya :
Allah
(pemberi) cahaya (kepada) langit dan bumi. Perumpamaan cahaya Allah adalah
seperti sebuah lubang yang tak tembus, yang di dalamnya ada pelita besar.
Pelita itu di dalam kaca (dan) kaca itu seakan-akan bintang (yang bercahaya)
seperti mutiara, yang dinyalakan dengan
minyak dari pohon yang berkahnya, yaitu pohon zaitun yamg tidak tumbuh di
sebelah timur dan tidak pula di sebelah baratnya, yang minyaknya (saja)
hampir-hampir menerangi, walaupun tidak tersentuh api. Cahaya di atas cahaya
(berlapis-lapis). Allah membimbing kepada cahaya-Nya kepada siapa saja yang
dikehendaki-Nya, dan Allah membuat perumpamaan-perumpamaan bagi manusia, dan
Allah maha mengetahui atas segala sesuatu (QS An-nur: 35)
Pada ayat
diatas dijelaskan lubang yang tidak tembus di atas (misykat) maksudnya ialah
suatu lobang didinding rumah yang tidak tembus kesebelahnya, biasanya digunakan
sebagai tempat lampu atau barang-barang lain.
Cahaya dalam
surah An-nur disebutkan berlapis-lapis atau bertingkat, dalam ilmu fisika telah
dimaklumi bahwa cahaya putih dari sinar matahari jika dilewatkan pada sebuah
prisma, cahaya akan terurai berwarna-warni seperti pelangi.
B. Sifat-sifat Cahaya
1. Cahaya Merambat Lurus
Dalam surah An-nur ayat 35 sudah dijelaskan
bahwa sifat dan rambatan cahaya tersebut dalam tafsir Al-Qur’an dapat diartikan
sebagai cahaya petunjuk yang mengarahkan ke jalan yang lurus.
Kita ambil pembuktian dari ayat tersebut,
misalnya saja seperti saat
berjalan di kegelapan, kita memerlukan senter. Cahaya dari lampu senter arah rambatannya
menurut garis lurus, atau
ketika kita melihat cahaya matahari yang menerobos masuk melalui genting. Kedua
hal tersebut membuktikan bahwa cahaya merambat lurus. Kegiatan yang dapat untuk
membuktikan bahwa cahaya merambat lurus adalah dengan menggunakan karton yang
diberi lubang seperti gambar di samping. Ketika lobang karton disusun lurus
kita dapat melihat cahaya lilin, namun ketika salah satu lobang digeser kita
tidak bisa lagi melihat cahaya tersebut. Sifat cahaya yang selalu merambat
lurus ini dimanfaatkan manusia pada pembuatan lampu senter dan lampu kendaraan
bermotor
2. Cahaya dapat Menembus Benda Bening
Dalam surah An-nur ayat 35 juga sudah dijelaskan
tentang sifat ini “yang di dalamnya ada pelita besar. Pelita itu di dalam kaca (dan) kaca
itu seakan-akan bintang (yang bercahaya) seperti mutiara”
Terjemahan dari ayat ini menunjukkan bahwa
benda bening dapat ditembus cahaya sehingga pelita yang ada di dalam dapat
melihat cahaya yang ada di luar, karena sinar cahaya yang menembus benda
tersebut.
Contohnya lagi seperti gelas berisi air jernih, dan plastik, jika
dikenai cahaya, hampir semua sinar cahaya akan diteruskan. Benda-benda yang
dapat di tembus cahaya disebut benda bening.
Bahan lain seperti kertas dan logam tidak
dapat dilewati oleh cahaya.
Benda-benda yang tidak dapat ditembus cahaya disebut
benda gelap. Kain dapat ditembus cahaya, tetapi tidak semua cahaya diteruskan.
Cahaya hanya diteruskan sampai ke bagian belakang benda. Benda semacam ini
disebut benda keruh.
3. Cahaya dapat dipantulkan
Salah satu dari sifat gelombang cahaya adalah dapat
dipantulkan,
hal ini juga sudah dijelakan dalam surah An-nur ayat 35 “ Cahaya atas cahaya
(berlapis-lapis)” dapat diartikan sebagai pantulan cahaya yang mengenai sebuah
bidang sehingga menimbulkan sinar pantul.
Pemantulan (refleksi) atau pencerminan juga merupakan proses terpancarnya kembali cahaya dari permukaan
benda yang terkena cahaya. Contoh lain
peristiwa pemantulan cahaya adalah seperti saat
kita bercermin. Bayangan tubuh kita akan terlihat di cermin, karena cahaya yang
dipantulkan tubuh kita, saat mengenai permukaan cermin, dipantulkan, atau dipancarkan kembali hingga
masuk ke mata kita. Pemantulan pada cermin, termasuk pemantulan teratur.
Pemantulan teratur terjadi pada benda yang permukaannya rata dan mengkilap atau licin.
Pada benda semacam ini, cahaya dipantulkan dengan arah yang sejajar, sehingga
dapat membentuk bayangan benda dengan sangat baik. Pada benda yang permukaannya
tidak rata, cahaya yang datang dipantulkan dengan arah yang tidak beraturan. Pemantulan semacam ini
disebut pemantulan
4. Cahaya dapat dibiaskan
Pembiasan adalah pembelokan arah rambat cahaya,
saat melewati dua medium yang berbeda kerapatannya. Pembiasan cahaya
dimanfaatkan manusia dalam pembuatan berbagai alat optik. Apabila cahaya
merambat dari zat yang kurang rapat ke zat yang lebih rapat, cahaya akan
dibiaskan mendekati garis normal. Misalnya cahaya merambat dari udara ke air.
Sebaliknya, apabila cahaya merambat dari zat yang lebih rapat ke zat yang
kurang rapat, cahaya akan dibiaskan menjauhi garis normal
Misalnya cahaya merambat dari air ke udara.
Pembiasan cahaya sering kita jumpai dalam
kehidupan sehari-hari. contohnya
dasar kolam terlihat lebih dangkal daripada kedalaman sebenarnya. Gejala
pembiasan juga dapat dilihat pada pensil yang dimasukkan ke dalam gelas yang
berisi air. Pensil tersebut akan tampak patah
5. Cahaya dapat diuraikan
Cahaya putih seperti cahaya matahari termasuk jenis
cahaya polikromatik. Cahaya polikromatik adalah cahaya yang tersusun atas
beberapa komponen warna. Cahaya putih tersusun atas spektrum-spektrum cahaya
yang berwarna merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila, dan ungu. Spektrum
warna yang tidak dapat diuraikan lagi disebut cahaya monokromatik. Cahaya
putih dapat diuraikan. Saat melewati prisma, cahaya putih akan mengalami
dispersi (penguraian). Contoh peristiwa dispersi cahaya yang terjadi
secara alami adalah peristiwa terbentuknya pelangi. Sifat-sifat cahaya
dapat dimanfaatkan dalam pembuatan berbagai macam alat, diantaranya teleskop dan
lup
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
1. Cahaya adalah energy gelombang
elektromagnetik yang dapat ditangkap oleh mata manusia
2. Konsep cahaya sudah diterangkan dalam kitab
suci Al-Qur’an surah An-nur ayat ke 35
3. Sifat-sifat cahaya antara lain
a. Merambat lurus
b. Dapat menembus benda bening
c. Dapat dipantulkan
d. Dapat dibiaskan
e. Dapat diuraikan
B . Kritik dan Saran
Kami merasa bahwa pada makalah ini banyak sekali kekurangan,
oleh karena kurangnya pengetahuan pada saat pembuatan makalah, kami sebagai
penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun kepada pembaca agar kami
dapat membuat makalah yang lebih baik lagi.
DAFTAR PUSTAKA
Konsep cahaya, diakses di http://etheses.uin malang.ac.id-Bab_5.pdf pdf
Lakitan Benyamin, Dasar-Dasar Klimatologi.
Jakarta:Raja Grafindo Persada,1994
Murtono, Cahaya dalam Al-Qur’an,
diakses di http://digilib.uin
suka.ac.id/7882/1/
MURTONO%20KONSEP%20CAHAYA%20DALAM%20ALQURAN%20DAN%20SAINS.pdf
Suwarno dkk, Serba tahu tentang Sains.
(Yogyakarta: Tugo Publisher, 2009)